Minggu, 28 Oktober 2012

Ahok : Saya dan Jokowi Akan Bangun Masjid Raya di Jakarta

http://www.centroone.com/assets/NewsPhoto/201210/_resampled/main2-27-sapa-pendukung-02.jpg

Jakarta - Pemrov DKI Jakarta berencana membangun sebuah pusat kegiatan umat Islam di Jakarta berupa Masjid Raya. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menghadiri acara pelantikan pengurus persatuan Islam Tionghoa Indonesia, di Mangga Dua Square, Jakarta (27/10/2012).

Pria yang akrab disapa Ahok ini mengungkapkan hal tersebut saat disinggung oleh awak media terkait langkah apa yang akan dilakukan pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja untuk membangun pusat studi Islam di Jakarta. "Di Jakarta ini kan belum punya masjid Raya, saya dan Pak Gubernur malah mau bangun masjid raya di Jakarta," ucap Ahok.

Terkait soal kehadirannya di acara PITI, Ahok mengaku diundang oleh ketua PITI Anton Medan. Dimana acara yang dihadiri Ahok adalah pelantikan pengurus PITI. Ahok sendiri berharap dilantiknya pengurus PITI yang baru ini dapat memberikan pengaruh baik bagi pembangunan DKI Jakarta. "Saya kesini di undang Pak Kiai Anton. Saya harap, PITI ini bisa menjadi transformasi bagi Indonesia, dan memberikan kontribusi dalam pembangunan di Indonesia," tandasnya.

sumber :

Rabu, 17 Oktober 2012

Menerima dan menyalurkan daging hewan Qurban anda.

Berikut daftar harga hewan qurban yang anda percayakan kepada kami untuk tahun 2012.
daging hewan qurban akan langsung kami salurkan kepada yang berhakmenerimanya setelah disembelih.

Tersedia Domba, Kambing dan Sapi dengan harga dan berat beragam yang bisa anda pilih.

Harga Domba Kurban

  1. Tipe 1 � 22 Kg : Rp. 1.250.000,-
  2. Tipe 2 � 25 Kg : Rp. 1.450.000,-
  3. Tipe 3 � 30 Kg : Rp. 1.600.000,-
  4. Tipe 4 � 35 Kg : Rp. 2.000.000,-

Harga Sapi Kurban

  1. Tipe 1 � 230 Kg : Rp. 9.000.000
  2. Tipe 2 � 250 Kg : Rp. 9.700.000
  3. Tipe 3 � 300 Kg : Rp. 11.200.000
  4. Tipe 4 � 350 Kg : Rp. 13.250.000
  5. Tipe 5 � 400 Kg : Rp. 14.800.000
Informasi lebih lanjut dan pemesanan Anda dapat menghubungi:
Bpk : Syarif Tanudjaja Hp : 021-70769313 - 0816839903
Bpk : Achmad Sugiarto Hp : 08979429142

Selasa, 28 Februari 2012

Kisah singkat dari sang Legendaris Wong Fei Hung


BankIslam, Wong Fei Hung

Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China . Dalam filem itu, karakter Wong Fei Hung dimainkan oleh aktor terkenal Hong Kong , Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Perubatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga imej kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab- kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu perubatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu) . Ayahnya memiliki sebuah klinik perubatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu perubatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pesakit klinik keluarga Wong yang meminta bantuan perubatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar kos perubatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pesakit yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah memilih bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pilih kasih. Secara rahsia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch'in yang rasuah dan penindas. Dinasti Ch'in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mula mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarnya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung berjaya melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang menjadi lagenda. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, abang seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang terlepas dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch'in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch'in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea ). Jika saja pemerintah Ch'in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepun), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu nescaya akan berjaya mengusir pendudukan Dinasti Ch'in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli perubatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berjaya mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berjaya menewaskan lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karana ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton . Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena isteri-isterinya meninggal dalam usia pendek. Setelah isteri ketiganya meninggal, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad'afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya. Wong Fei-Hung meninggal dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amiin.

Ditulis oleh: Ya Asrul Yaman Kijas (PSU JIM Petaling)

Senin, 27 Februari 2012

Salah Satu Cara Syarif Tanudjaja {ketua Piti Dki Jakarta} dalam menyebarkan Syiar Islam




Perg
antian tahun masehi sudah dilewati. Tentunya, pergantian tahun ini, akan memberikan semangat dan harapan baru dalam geliat dakwah di kalangan mualaf.

Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia s/k Pembina Iman Tauhid Islam atau yang disingkat dengan kata PITI, DKI Jakarta, Syarif Tanudjaja menuturkan tahun ini PITI akan lebih optimal lagi dalam menjalankan syiar Islam di kalangan mualaf. Caranya, memanfaatkan momentum perayaan hari besar Islam sebagai strategi untuk lebih mendekatkan atau mengenalkan mualaf kepada ajaran Islam.

"Kami telah mencoba itu, dalam perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Ternyata luar biasa, tak hanya mualaf, keluarganya pun turut menjadikan perayaan itu untuk lebih mengenal Islam," katanya saat bincang-bincang di rumah ketua DPD PITI DKI Jakarta Timur H.Denny Sanusi.

Yang menarik lagi, ungkap Syarif, perayaan itu juga merekatkan kembali tali persaudaraan yang sempat terputus dalam sebuah keluarga lantaran salah satu anggota keluarga memeluk Islam. "Saya pikir ini merupakan kemajuan yang baik bagi mualaf dan umat Islam pada umumnya," tutur dia.

Karena itu, lanjut Syarif, ke depan, PITI, tanpa mengesampingkan hari lain, akan mengoptimalkan perayaan hari besar Islam sebagai wadah untuk memperkuat syiar Islam. Harapannya, perayaan yang dilakukan mengena tidak hanya kepada umat Islam, mualaf khususnya, tapi juga keluarga atau saudara-saudara yang non-Muslim. "Ini merupakan strategi bernilai strategis," katanya sekaligus menghakhiri pertemuannya dengan para ketua Dpd Piti yang lainnya disana.